Dimana ada pornografi disitu ada lelaki. Penelitian yang dilakukan ilmuwan menemukan semua pria dewasa ternyata menonton pornografi. Yang mengejutkan kebiasaan itu dimulai pertama kali saat rata-rata usia pria 10 tahun.
Peneliti dari University of Montreal Kanada melakukan penelitian di tahun 2009. Awalnya, peneliti hanya ingin mencari pria usia awal 20-an tahun yang belum pernah melihat pornografi.
Tapi peneliti justru kesulitan menemukan pria yang belum pernah nonton film porno. Tidak ada satu pun pria yang disurvei yang belum pernah nonton film porno.
"Kami tidak bisa menemukan satu pun pria yang belum pernah melihat pornografi," kata Profesor Simon Louis Lajeunesse seperti dilansir dari
Telegraph, Selasa (1/2/2011).
Sekitar 90 persen pria normal (heteroseksual) yang disurvei itu menonton film porno dari internet, sisanya 10 persen dibeli sendiri dari toko video.
Pria lajang yang disurvei mengaku menonton pornografi rata-rata 40 menit selama tiga kali seminggu. Sementara pria yang punya pasangan mengaku menonton film porno hanya 1,7 kali dalam seminggu selama 20 menit.
Dari hasil studi ini, peneliti menyimpulkan pria menonton film porno yang sesuai dengan citra dan gaya seksualitasnya. Namun mereka akan menyingkirkan film yang dianggap terlalu aneh.
"Tapi pornografi ini tidak mengubah persepsi pria terhadap perempuan atau mengganggu hubungan dengan pasangannya. Bahkan kebanyakan gaya seksual mereka cukup konvensional," kata Prof Lajeunesse.
Yang ditakutkan maraknya pornografi ini akan memberikan efek negatif bagi mereka yang belum dewasa. Apalagi dari hasil penelitian itu keinginan melihat pornografi rata-rata muncul saat usia anak 10 tahun.
Psikolog Andayani Ramelan, Psi dari Universitas Esa Unggul yang pernah dihubungi
detikHealth mengatakan anak-anak akan mencari pornografi karena awalnya diliputi rasa penasaran dan ingin tahu.
Untuk itu ada baiknya, orangtua memberikan penyampaian dan menjelaskan sebab-akibatnya dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Karena pemberian larangan terhadap anak tanpa adanya penjelasan justru akan membuat anak akan mencari tahu sendiri dari sumber yang bisa saja menjerumuskannya pada hal yang tidak baik.
Psikolog Andayani memberikan tips agar anak tak penasaran dengan video porno:
1. Beri pemahaman, bukan paksaan.
Hindari penggunaan kata 'jangan', apalagi artikulasi yang keras dalam mengungkapkannya. Daripada mengatakan 'Kamu nggak boleh nonton video porno!', lebih baik jelaskan padanya kenapa ia tidak boleh menonton dan dampaknya.
2. Beri pengertian tentang hubungan seksual, namun tidak perlu memberitahu secara detail.
Katakan kalau 'Hubungan seksual itu hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami & istri yang sah menurut agama dan negara'.
3. Kaitkan dengan pendidikan moral dan agama.
Katakan kalau hubungan seksual tanpa ikatan pernikahan itu tidak benar dan akan mendapat dosa. Katakan padanya, 'Tuhan tidak suka orang yang menonton video porno lho...'
4. Beri tahu sebab-akibat apabila perbuatan itu dilakukan.
Jelaskan kalau perbuatan itu akan membuat malu dirinya, keluarga dan orang-orang di sekitarnya.
5. Tanyakan pada anak mengenai pandangan dan pendapatnya.
Lihat reaksi anak, apakah anak sudah menangkap maksud pembicaraan atau belum.
6. Perhatikan kegiatan anak selama ia masih berada dalam jangkauan orangtua.
7. Ingatkan ia untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME.