Hal-hal menghentikasn kasus KDRT - Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukanlah sebuah masalah klasik di negeri ini. Maraknya kasus KDRT di Tanah Air dapat dilihat dari intensnya pemberitaan media terhadap kasus ini di Tanah Air.
Komnas Perempuan mencatat setiap tahunnya kasus KDRT, terutama terhadap perempuan, selalu mengalami peningkatan. Lantas, hal apa saja yang sebetulnya mampu menghentikan KDRT secara menyeluruh?
Elizabeth Cutter, Hakim Pengadilan Negeri di Henepin, Minnesota, AS, dalam diskusi "An America Perspective on Combating Domestic Violence" di atamerica, Pacific Place, Senin (17/3/2014), berbagi pandangannya soal topik ersebut.
Intervensi yang tanggap dari berbagai pihak menjadi poin utama yang menentukan pemberantasan kasus KDRT.
"Seluruh pihak berwenang diharapkan dapat saling bersinergi dalam menanggapi persoalan ini. Antara pembuat kebijakan, pengawas, dan pihak berwajib. Ini butuh kerja sama yang intens dari semua elemen," ujarnya.
Di samping itu, Elizabeth juga menekankan adanya sanksi yang tegas, lalu konsekuensi yang lebih berat bagi pelaku tindak kekerasan yang kembali berulah.
Ia menambahkan pemberantasan kasus KDRT secara tuntas juga tak lepas dari adanya konseling yang fokus pada pengubahan mitos tentang KDRT.
"Kenyataannya, masih banyak mitos-mitos yang membuat korban yakin kalau mereka tidak mengalami KDRT," ujar Ketua Dewan Koordinasi Kekerasan terhadap Rumah Tangga AS.
Mitos tersebut antara lain menyebut pria yang tidak mengonsumsi alkohol, pasti tidak akan melakukan kekerasan, lalu anggapan perempuan adalah makhluk yang manipulatif.
Peran komunitas, kata Elizabeth, turut mendukung penuntasan kasus KDRT. Korban ataupun pelaku sebaiknya dirangkul, jangan dikucilkan. "Terakhir adalah pemberdayaan korban," ujarnya.
Artikel Terkait: